![]() |
Aburizal Bakrie |
"Nggak apa-apa dong, yang masuk Golkar juga banyak. Golkar saya kira kalau keluar satu yang masuk banyak," ujar Ical, Senin (18/2) di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta.
Ical menjelaskan, keberadaan kutu loncat belum tentu berkait langsung dengan loyalitas politisi itu pada partainya. Ical justru maklum jika ada politisi pindah partai karena mencari ideologi yang sesuai dengan jati diri orang tersebut. "Yang dilihat orang itu kan ideologi (partai)," imbuhnya.
Memasuki tahun 2013 ini, fenomena politisi kutu loncat mulai terjadi. Sudah ada tiga politisi Partai Golkar yang pindah gerbong ke partai lainnya. Ketiga politisi Partai Golkar itu adalah Enggartiasto Lukita, Mamat Rahayu, dan M Malkam Amin yang memutuskan pindah ke Partai Nasdem.
Di lain pihak, Partai Golkar juga menerima perpindahan kader dari partai lain, yakni Maiyasyak Johan yang sebelumnya kader Partai Persatuan Pembangunan yang memutuskan pindah ke Partai Nasdem. Tidak sampai dua pekan, Maiyasyak memutuskan berlabuh ke Partai Golkar.
Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari melihat fenomena politik ini tidak elok lantaran DPR hanya dianggap sebagai tempat transit atau batu loncatan. "Ini sangat memprihatinkan. Kayaknya kok amanat rakyat diabaikan begitu saja. Pengabaian ini kan sesuatu yang serius, tetapi kok dianggap enteng saja," kata Hajriyanto. (kpc)
Posting Komentar